Header Ads

Media Partisan di Pemilukada Serentak



Tanggal 9 Desember 2015 mendatang, Indonesia akan melaksanakan Pemilukada serentak untuk pertama kalinya. Partai pengusung, tim sukses, dan relawan melakukan berbagai upaya agar sang calon kepala daerah memenangkan pesta demokrasi nanti. Salah satunya strategi untuk memenangkan Pemilukada adalah dengan memanfaatkan media partisan.

Upaya ini diyakini dapat menunjang elektabilitas cagub dan cabup dari partai masing-masing. Melalui media masyarakat akan mampu mengenal sosok calon yang akan dipilih nantinya. Namun, terkadang media diekploitasi, hanya boleh memberitakan satu calon kepala daerah saja.

Bahkan, ada perintah dengan jelas dan tegas dari pimpinan media untuk membela kepentingan salah satu partai politik. Demikian itu karena partai pengusung calon kepala daerah adalah pemilik media sekaligus pimpinan partai tersebut. Oleh karena itu media tersebut, memberitakan calon Abak malaikat yang tak punya salah. Sedangkan saingannya diharamkan untuk tampil di media yang sudah dipesan.

Media televisi meruapakan salah satu media komunikasi yang banyak digunakan masyarakat. Rata-rata setiap rumah di kota atau pun di desa mempunya layar persegi ini. Maka, tak ayal jasanya banyak digunakan calon kepala daerah dan partai politik pengusung sebagai alat kampanye. Berbagai program disuguhkan kepada pemirsa baik itu pemberitaan, reality show, iklan,  dan kuis tujuannya untuk mengangkat perolehan suara partai politik pengusung di bulan Desember nanti.

Realita seperti ini bukanlah suatu yang asing bagi rakyat Indonesia. Media  partisan yang selalu memberitakan hal-hal positif terkait partai dan sosok tertentu sudah diketahui oleh rakyat Indonesia. Saluran imformasi yang beragam saat ini membuat masyarakat bisa mendapat berita berbagai sumber sehingga rakyat sudah cerdas membedakan antara media pesanan dan netral.

Kembali ke nilai dasar dan fungsi media

Penting kepada media-media mana pun untuk menjaga selalu sikap indepedensi. Hidup suatu media yang independen akan lebih lama bertahan dari pada rezim yang berkuasa. Kunci utama media untuk diyakini publik adalah kembali kenilai dasar media yaitu independen tanpa intervensi.

Selain itu, media  sebagaimana dikemukan Harold D. Lasswell & Charles R. Wright media harus kembali kepada tiga fungsi utamanya yaitu pertama,  sebagai alat korelasi sosial (social correlation). Media massa menyalurkan imformasi tentang pandangan-pandangan yang terkait dinamika sosial, pilitik, budaya sehingga akan tercapai consensus bersama. Dengan begini masyarakat akan mudah memahami suatu permasalahan terkait suatu permasalahan sosial.

Kedua, sebagai alat Sosialisasi (Sosialization). Media massa sebagai alat sosialisasi tentang nilai nilai sosial yang ada. Selanjutnya mewariskan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya, sehinnga bisa dipahami tujuan media di sini sebagai media pendidikan.
Terakhir, sebagai  alat pengamat sosial (Social Surveillance). Media massa mempunyai tugas memberikan, menyebarkan informasi, dan interpretasi (pemahaman) yang objektif terkait  suatu peristiwa yang terjadi disekitar mereka.

**Penulis adalah mahasiswa UIN Jakarta dan wartawan kampus di LPM Institut UIN Jakarta.
  
  


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.